IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para penintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks. Dalam pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan.
IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA adalah metode ilmiah. Sepuluh keterampilan proses meliputi :
1. Observasi.
2. Klasifikasi.
3. Interpretasi.
4. Prediksi.
5. Hipotesis.
6. Mengendalikan variable.
7. Merencanakan dan melaksanakan penelitian.
8. Inferensi.
9. Aplikasi.
10. Komunikasi.
Makna “sikap” pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada “sikap ilmiah terhadap alam sekitar”. Ada Sembilan aspek sikap dan ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD/MI, yaitu :
1. sikap ingin tahu.
2. sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru.
3. sikap kerja sama.
4. sikap tidak putus asa.
5. sikap tidak berprasangka.
6. sikap mawas diri.
7. sikap bertanggung jawab.
8. sikap berfikir bebas.
9. sikap kedisiplinan diri.
Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan. simulasi, atau kegiatan di lapangan, (Sri Sulistyorini, 2007:9-10)