Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kerja, biasanya ada dua hal yang ditentukan :
1. Pemakaian tenaga oleh seorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya.
2. Daya kerja fisik maksimum dari seorang tenaga kerja.
Dalam tubuh, ketika bekerja tenaga kimia dirobah menjadi tenaga mekanik dan panas, untuk hal ini diperlukan O2 sebagai bahan perkakas. Maka dari itu banyaknya O2 yang dipakai menjadi petunjuk pemakaian tenaga.
Cara menentukan pemakaian tenaga dengan pengukuran O2 adalah disebut cara tidak langsung.
Cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja dan alat-alat yang dipakai :
1. Kantung Douglas, dengan alat ini tenaga kerja melalui pipa dan katup mengumpulkan udara nafasnya kedalam kantung udara waktu tertentu. Udara-udara diukur dengan gas meter dan udara dianalisa untuk kadar-kadar O2, CO2 dan N2, waktu pengukuran terbatas selama 2 – 5 menit sebesar-besarnya, namun cara ini tetap merupakan cara yang sangat dipercaya
2. Fas meter kofranyi – Michaeles, alat ini mengumpulkan dan mengukur udara ekspansi secara terus menerus dan mengambil contoh-contoh udara pada waktu-waktu tertentu, lama pengukuran sampai 20 – 30 menit.
3. Penumotakograf Wolf, alat ini mengukur udara ekspansi secara elektronis dan mengamil contoh-contoh udara dengan pompa elektris.
4. Cara analisa kontinyu, suatu alat yang dibuat akhir-akhir ini menggabungkan pengukuran kontinyu dari udara eksperasi dengan menganalisa gas secara potografis, sedangkan penggunaan O2 sewaktu-waktu dapat di baca oleh pengamat melalui telemetri.
5. Volume udara pernafasan permenit, untuk menghindari analisa gas, maka kadang-kadang dipakai volume udara pernafasan permenit sebagai indicator pemakaian O2 dan peegerakan tenaga.
6. Denyutan jantung, sebagai cara sederhana dapat dipakai denyutan jantung sebagai indeks pemakaian O2 dan juga tenaga yang dikeluarkan. Denyutan jantung berubah menurut beban kerja pisikologis.
Hasil pengukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan dalam data atau table-tabel. Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu ketetapan fisik, oleh karena data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dari variable biologis. Tidak terdapat nilai normal yang tunggal, oleh karena variabilitas manusia sangat besar.