KISAH KLASIK NEGERI INI

Kamis, 29 Oktober 2009
Pagi itu matahari jadi saksi, bahwa Pemerintah menunjukkan kembali kehebatannya sebagai penguasa di Negara ku tercinta ini, semula keberadaanku disini cukup bisa untuk berbuat membantu orang-orang dalam menggapai cita-cita dan meneruskan pendidikannya. Tapi aku benar-benar tidak pernah menyadari bahwa justru keberadaanku ini menjadi bomerang buatku, tampa aku sadari aku jadi musuh Negara.

Aku beserta orang-orang disekelilingku tidak bisa berbuat banyak melihat aksi-aksi hebat dari sang penguasa saat itu. Dan aku juga tidak bisa berpikir bahwa kemerdekaan yang disebut-sebut orang telah kita rasakan dan yang selalu kita rayakan pada 17 Agustus, ternyata belum benar-benar ada. Kenapa? Karena penjajah sebenarnya sekarang benar-benar muncul dihadapan kita sebagai musuh rakyat kecil. Lalu apa artinya 10 November, kalau memang penjajahan itu masih kita rasakan sampai sekarang, siapa ya..yang nanti bisa jadi pahlawanku sekarang?
Aku sadar keberadaanku disini mungkin salah, tapi sebagai rakyat kecil aku benar-benar tidak bisa terima ini.. Kalau memang alasannya adalah penataan kota, pernah gak penguasa itu berpikir dari mana ia bisa membangun dan menata kota semegah atau semewah yang ia harapkan tanpa ada dana, lalu pernah gak mereka berpikir bahwa dana tersebut diperoleh dari mana? Jawabnya Tanya pada hati kita masing-masing.
Orang-orang disekeling ku mungkin bisa terima dengan keputusan ini kalau saja saat itu penguasa bisa kasi solusi. Jangan main hantam gitu..ya tapi bagaimanapun semuanya sudah terjadi, dan kita berharap semoga 17 agustus, 10 november, itu bisa benar-benar kita ilhami sebagai hari bersejarah bangsa ini, Indonesia ku tercinta..