Robert E.Owens ( 19960 menyatakan bahasa usia-usia sekoalah adalah priode yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak-anak usia sekolah dapat didengar dalam buku otobiograsi
Lihat hal 69 tentang tabe l 3
1. Perkembangan pragmatik
Semua anak usia sekolah, proses kognitif nonegoceantrisme dan decentration meningkat dan mengkombinasikan sehingga memungkinkan seorang anak menjadi komunikator yang lebih efektif. Monegocentrime adalah kemampuan untuk memahami pandangan lain. Oencentration adalah sebagai proses bergerak dari deseripsi objek dan kejadian yang kaku, satu edmensi kedeskripsi yang terkordinasi dan multatribut yang memungkinkan kedua belah pihak, pembicara dan pendengar dapat mengenali bahwa ada beberapa demensi dan prespektif untuk memecahkan setiap optik.
Ada dua aspek yang penting dalam penggunaan bahasa, yaitu narasi dan percakapan. Pertama, narasi cendrung menggambarkan pengalaman pandangan atau pembawa cerita dan berarti sebagai instrumen untuk pengembangan penalaran. Naskah yang di bentuk oleh penglaman adalah dasar-dasar narasi. Kemampuan mengaitkan narasi mempengaruhi judgemen yang dibuat tentang kompetisi komunikasi pembicara.
Recount, yaitu sebagai unjuk kerja di sekolah, menceritakan tentang pengalaman masa lalu ketika anak berpartisipasi atau mengamati apa yang telah anak baca. Oleh karena itu, bicara orang dewasa seharusnya sebatas memotivasi anak ikut serta terlibat dalam percakapan.
Eventcast adalah suatu penelasan tentang beberapa kejadian yang mutakhir dan dian tisipasi. Eventcast memungkinkan anak melanjutkan untuk mempertimbangkan dan menganalisis efek bahasa yang lain.
Acconts adalah narasi spontan yang memungkinkan anak-anak tukar menukar pengalaman.
Cerita fiksi memiliki pola dan struktur yang familiar dan antisipatif poal bahsa yang dikembangkan dalam cerita ini adalah memungkinkan karakter utama untuk mkengatasi masalah dan menghadapi tantangan.
2. Perkembagan simentrik
Robert E owens (19960 menegaskan bahwa selama masa-masa usia sekolah, individu meningkatkan jumlah perbendaharaan dan spesifikasi dimensi.
Dalam proses, individu mereorganisasikan aspek-aspek semantic bahasanya. Organisasi yang baru mereorganisasikan aspek-aspek semantic bahasanya. Organisasi yang baru direfleksikan ketika ia menggunakan kata. Keseluruhan proses pertumbuhan simantik yang bermula tahun-tahun awal usia sekolah itu dikaitkan dengan keseluruhan prubahan proses kognitif.
Menyuk (Onwes, 1996) menegaskan bahwa selama priode ini bila mareka mulai mendapatkan makana dari satu kata seperti apad yang ada dalam kamus dan makna jamak (arti kata yang lebih dari satu makna).
Litowitz (Onwes, 1996) bahwa pada awal-awal kelas SD, kemampuan anka bergerak maju melalui dua cara, pertama, anak maju serkongeptual dari definisi berdasarkan pengalkaman individual kemana yang bersifat lebih sosial. Kedua, bergerak secara sinteksis dari prilaku kata tunggal menuju kalimat yang mengekspresikan hub yang lebih kompleks.
3. Perkembangan sinteksis dan morfolok.
Secara hipotik, perkembangan morfologi pada anak kelas awal SD dapat ditandai dengan penggunaan kata imbuhan ( Khususnya penggunaan awalan, mis : awaken pe, me, di, dll). Pada kelas-kelas berikutnya berkembang penggunaan akhiran dan yang juga sangat penting diperhatikan adalah penggunaan kata depan dan kata awalan. Mis. Kata “di” sebagai awalan dan “di” sebagai kata depan.
Pengunaan kata sam bungan juga merupakan suatu kesulitan sendiri bagi anak SD. Ser8ing kali anak SD menyambung kalimat satu dengan yang lainnya atau kalimat berikutnya itu menggunakan ka ta sambung yang kurang tepat mis : “kemudian”, “Stelah itu”, dan sebagainya. Pada dasar scr potensi anak usia sekoalah tidaklah terlalu sulit untuk mrnghindarii penampilan itu. Untuk itu kiranya perlu pembinaan melalui latihan menulis secara teratur.
4. Perkembangan membaca dan menulis
Mem baca dan menulis adalah proses kompleks yang tidak dipahami secara total oleh para professional dibidang perkembangan maupun pendidikan membaca adalah sin teas jaringan tindakan perceptual dan kognitif yang kompleks. Perlu diketahui bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan membaca pada usia dini adalah kesedian orang tua untuk menyediakan surat menciptakan suasana kondusif dirumah bagi perkembangan kemampuan membaca melalaui penyediaan bacaan.
Owens (1996) menyatakan bahwa kemampuan membaca pada awalnya diperoleh lebih banyak melalui interaksi sosial dari pada pengajaran formal dengan demikian kegiatan membaca yang dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial memiliki afektifitas yang tinggi untuk menignkatkan kemampuan maca pada anak.
Perlu disadasi bahwa ada jumlah tumpang tindih antra mambaca dan menulis. Umumnya, penulis yang baik : mrm baca yang baik pula, dan sebaliknya. Proses menulis berkaitan dengan kegiatan menggambar yang menunjukan simbolisasi, sehingga anak yang kemampuan menulisnya bagus.
5. Implikasi bagi kegiatan Belajar Mengajar.
Ada sejumlah implikasi bagi kegiatan belajar mengajar, pertama biala kbm yang diciptakan efektif , maka perlembangan bahasa anaka dapat berjalan dengan optimal, dan sebaliknya.
Kedua, bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial, sehingga kiranya anda inggin menghasilka pelajaran yang efktif untuk mendapatkan hasil pensdidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang komunikatif yang mrmungkinkan srmua pihak yang terlinat dalam interaksi belajar mengajar dapat berperan aktif dan produktif.
Ketiga yang kondudif dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan anak untuk perkembangan pasa saat akan berdanpak sanga positif terhadap prtkembangan bahsa anak, tak hanya sebagai penggua bahas ayang pasif melainkan menjadi pengguna bahsa yang aktif.