Pendidikan di sekolah dasar (SD) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar ‘baca-tulis-hitung’. pengetahuan. dan keterampilan dasar yang hermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuik mengikuti pendidikan di SLTP. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca-tulis”, maka peranan pengajaran bahasa Indonesia di SD menjadi sangat penting
Dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar “baca tulis” dituntut pembelajaran siswa SD tidak hanya pada tahap keberwacanaan (di kelas-kelas awal) tetapi juga pada tercapainya kemahirwacanaan (di kelas-kelas tinggi).
Secara keseluruhan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi. dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan alokasi waktu sebanyak I.820 jam pelajaran, mata pelajaran Bahasa 1ndonesia untuk SD diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampi1an dasar menggunakan bahasa yang meliputi: mendengarkan, berbicara/bercerita membaca. dan menulis/mengarang. Khususnya di kelas I dan II diutamakan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia sederhana melalui membaca. Menulis, mengarang, dan imla (dikte) dengan menggunakan bahasa Indonesia haL. Untuk mengembangkan kemampuan dan Keterampilan dasar menggunakan bahasa dalam kegiatan belajar-mengajar di Lelas I dan II diberikan pengetahuan sederhana tentang lingkungan alam dan sosial. Hal ini menunjukka. Bahwa ada perlakukan khusus yang diberikan kepada anak kelas I dan II SD dalam hal membaca dan menulis yang selanjutnya dikenal dengan istilah membaca dan menu: (Depdikbud. 1993).
Membaca merupakan proses memperoleh makna dan barang cetak (Spodek dan Saracho, 1994). Ada dua cara yang ditempuh pembaca dalam mempereleh makna dan barang cetak : (1) langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan maknanya. dan (2) tidak langsung. yakni mengidentifiksinya dalam kata dan menghubungkannya dengan makna. Cara pertama digunakan oleh pembaca lanjut dan cara kedua digunakan oleh pembaca permulaan. Dari cara pembaca memperoleh pesan mi selanjutnya dapat dibedakan adanya tiga jenis membaca, yakni membaca dan membaca lanjut.
Combs (1996) memilah kegiatan membaca menjadi tiga tahap : tahap persiapan tahap perkembangan, dan tahap transisi.
1. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi baraang sejak. konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf. konsep tentang kata.
2. Dalam tahap perkembangan. anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang cetak Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.
3. Dan dalam tahap transisi, anak mulai menguhah kebiasaan membaca bersuara menjadi membaca dalam hati. Anak mulai dapat melakukan kegiatan memhaca dengan santai (tidak tegang)