Antariksa Polimer dengan Cairan

Antariksa polimer dengan cairan merupakan pokok bahasan yang sangat penting. Sebagaimana telah ditunjukkan, bnayak polimer telah ditunjukkan sifat khususnya dalam arutannya. Kita pun menarik manfaat dari polimer dalam larutan manakala, misalnya mengecat kayu atu tembok. Jadi tidaklah aneh jika terdapat banyak kepustakaan tentang ini.

Faktor yang menentukan kelarutan polimer lebih banyak daripada factor yang mempengaruhi kelarutan dahan bersama molekul rendah. Jika garam dituangkan kedalam air pada shu tertentu pelarutan akan terjadi samapi larutan jenuh berbentuk pada suhu tersebut. Keadaan lebih sulit untuk sistem polimer-pelarut. Beberapa polimer tidak mempunyai keadaan jenuh. Polimer tersebut larut sempurna atau hanya menggembung oleh pelarut tertentu. Jika polimer itu larut, maka dengan menamahkan lebih banyak polimer, proses kelarutan mungkin menjadi lebih lambat atau bahkan dicegah oleh kekentalan larutan yang semakin tinggi bahkan karena tercapainya keadaan jenuh. Jika suatu polimer dapat larut dalam pelarut yang cocock dan kemudian ditambahkan bukan pelarut yang jumlahnya berlebihan , maka polimer akan mengendap. Teknik ini sering digunakan dalam laboratorium untuk memperoleh sample polimer dari campuran reaksi.
Piolimer, walau ada ribuan jenis, yang komersial dimasyarakat hanya beberapa puluh saja. Polimer adalah bahan masa depan. Polimer tidak sekedar komoditi, melainkan makin menjadi bahan rekayasa, fungsional atau structural, special. Polimer adalah wahana pacuan dan picuan nilai tambah pula.
Resin sintetik ada yang termoset, ada pula yang termoplastik. Bila dipanaskan , prilakunya berbeda. Termoset tak melunak, yang termoplastik melunak tetapi kembali tegar bila dingin. Baik termoset maupun termoplastik tersusun atas molekul-molekuk raksasa, disebut makromolekul. Perbedaan sifatnya ditentukan oleh struktur dalamnya pula. (Hartomo, 1995)
Polistirena, poli(feniletena) merupakan bahan lentuk bahang yang bening, san dapat dilunakkn pada suhu sekitar 1000C. Poli(feniletena) tahan terhadap asam,bass dan zat pengarat lainnya tetapi mudah larut dalam hidrokarbon aromatic dan berklor. Dalam aseton hanya menggembung. Penyinaran dalam waktu lama oleh sinar ultraungu, sinar putih atau bahng sedikit mempengaruhi kekuatan dan ketahanan polimer terhadap panas.
( Cowd,1991)
Polistirena sendiri baru disintetis secara komersial di Jerman paad tahun 1930, yakni setelah penemuan teknik polimerisasi yang modern. Sehingga industri polimer dewasa ini merupakan salah satu cabang industri kimia yang poltensial. Hal ini terutama ditunjang oleh karakteristik bahan polimer yang khas dibandingkan sengan bahan-bahan konvensional seperti logam, kayu dan keramik antara lain :
- Mudah diolah memebentuk berbagai rancangan suku cadang atau barng jadi lainnya
- Ringan, dengan rasio bobot persatuan volume yang menguntungkan
- Tahan korosi dan kerusakan oleh lingkungan yang agresif
- Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan plastis.

Karakterisasi dari bahan polimer itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Mudah diolah membentuk berbagai rancangan suku cadang atau barang jadi lainnya dengan biaya yang relative murah.
- Ringan, dengan rasio bobot persatuan volume yang menguntungkan
- Tahan korosi dan kerusakan oleh lingkungan yang agrasif
- Bersifat isolator baik terhadap aliran listrik maupun panas
- Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan plastis.

Akhirnya paad tahun 1920 diusulkan bahwa struktur rantai polistiren dan formaldehid terdiri dari ratusan satuan dan struktur, dan sifat koloidal bahan polimer tersebut disebabkan oleh bobot molekulnya yang besar.
( Wirjosentono,1997)

Selamat Datang Di ZONA TEKNIK.. ! Semoga Web ini Dapat Bermanfaat.. ZONA TEKNIK ..Bersama Memberikan Kemudahan.. Terima Kasih Atas Kunjungannya... Salam Sukses...