Bahan olahan karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet.
Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap.
Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahaj karet yang sudah jadi.
Terdapat kesukaran poli(feniletena) dalam pemurniannya melalui penyilangan karena monomer sudah terpolimerkan, sekalipun pada suhu sedang. Oleh karenanya diumpamakan kolom khusus, ditambahkan penghambat dan dilakukan penyulingan pada tekanan rendah.
Poli(fenietena) merupakan bentuk bahang yang bening (kecuali jika ditambahkan pewarna atau pengissi), dan dapat dilunakan pada suhu sekitar 1000C. POli(feniletena) tahan terhadap asam, basa dan zat pengerat lainnya, tetepi mudah larut dalam hidrokarbon aromatic dan berklor. Dalam aseton polistiren hanya menggembung.
Lateks pekat merupakan bahan baku industri karet yang paling fleksibel dibandingkan dengan sit, krep ataupun karet remah yang telah tersedia dalam bentuk tertentu. Namun demikian bentuk lateks pekat mempunyai beberapa kerugian karena volumenya cukup besar dan masih mengandung kadar air yang cukup tinggi.
Proses pembuatan lateks pekat secara garis besar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemusingan (centrifuging), pendadadihan (creaming) dan penguapan (evaporating).
Pembuatan lateks (koagulasi),dilaksanakan dalam bak-bak pembekuan. Late4ks kebun dalam bak pembekuan dibubuhi dengan asam semut 1 % + molase 0,36 %. Bak pembekuan dibuat dari aluminium atau tegel porselinyang dapat dipasangi sekat-sekat dengan jarak 30 cm. Untuk memperoleh karet remah yang berwarna putih, selain koagulan dan molase, kedalam bak pembekuan dibubuhi juga larutan Natrium-bisulfit dengan konsentrasi 0,5 % dalam waktu 18-24 jam akan terbentuk bekuan koagulan yang siap untuk digiling atau diremahka.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks diantaranya:
- factor dikebun (jenis klon, system sadap, kebersihan pohon, dll)
- Iklim, musim hujan mendorong terjadinya prokoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil.
- Alat-alat yang digunakan dalam penggumpalan dan pengangkutan ( yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat)
- Kualitas air dalam pengolahan
- Bahan-bahan kimia yang digunakan
- Komposisi lateks ( Setyamidjaja,1993)
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetik atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetik. Bagaimanapun, keunggulan yang dimilki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetik. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimilki karet alam disbanding karet sintetik adalah :
- Memiliki daya elastisitas atau daya lenting yang tinggi
- Memiliki plastisitas yabg baik sehingga pengolahannya mudah
- Tidak mudah panas
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan
Walaupun demikian, karet sintetik memilki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganay yang cenderung bias dipertahankan supaya tetap stabil
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet lam konvensional. Jenis itu pada dasrnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe.
( Tim SPS,1999)
Beberapa elastomer atau karet idak mempunyai kekristalan bilamana beberapa dalam keadaan tak diregang, tetapi mengembangkan kekristalan pada saat teregang.Salah satu penerapan yang menarik dari kekristalan dalam polimer dijumpai dalam pembuatan karet
plastik bahang.