Asuhan Kehamilan

1. Pengertian
Asuhan kehamilan atau sering disebut Ante Natal Care (ANC) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum kelahiran (Pusdiknas, 2001).
Asuhan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2001).


2. Tujuan Asuhan Kehamilan
a. Tujuan
Menurut Saifuddin (2002), asuhan kehamilan atau yang sering disebut Ante Natal Care (ANC) bertujuan untuk:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasiyang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian ASI eksklusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
3. Cakupan Asuhan Kehamilan
Dalam rangka program
Pelayanan ANC dalam penilaian untuk menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi TT2 dan cakupan pemberian Fe ?90 tablet pada ibu hamil.
a. Kunjungan baru ibu hamil (K1)
Kunjungan baru ibu hamil adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. K1 dipakai sebagai indicator aksesabilitas (jangkauan) pelayanan. Angka cakupan K1 yang diperoleh dari jumlah K1 dalam satu tahun dibagi dengan jumlah sasaran ibu hamil diwilayah tersebut.
b. Kunjungan antenatal keempat (K4)
Kunjungan ibu hamil keempat K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk menndapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada trimester II, dan minimal 2 kali pada trimester III atau tidak ada kunjungan pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Angka cakupan K4 diperoleh dari jumlah K4 dalam satu tahun. Dalam pengolahan program KIA disepakati bahwa cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), yang dipakai sebagai indicator tingkat perlindungan ibu hamil.
c. Pemberian suntikan TT2
Salah satu standar minimal pelayanan antenatal adalah pemberian imunisasi TT sebanyak dua kali selama kehamilan. tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari Tetanus Neonaturum. Pemberian baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal empat minggu, kecuali bila sebelumnya telah pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali saja (TT ulang). Angka cakupan TT2 diperoleh dari jumlah ibu hamil yang TT2 dalam satu tahun dibagi jumlah sasaran ibu hamil diwilayah kerjanya.
d. Pemberian tablet besi pada ibu hamil
Tujuan pemberian tablet besi adalah unutk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat. Ibu yang menderita anemia cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Angka cakupan Fe ? 90 tablet diperoleh dari jumlah ibu hamil yang memperoleh Fe 90 tablet dibagi dengan jumlah sasaran ibu ha,mil di wilayah kerja tersebut.

4. Kebijakan dalam ANC
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan segera setelah ibu merasa dirinya hamil. Pemeriksaan ini akan membantu persiapan dan cara merawat diri sendiri selama kehamilan. pemeriksaan ini juga untuk memastikan bahwa semua masalah kesehatan yang timbul akan segera dirawat secara dini. Waktu yang paling tepat untuk bertemu dengan tenaga kesehatan untuk memastikan kehamilan ibu adalah 14 hari setelah tidak menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari.
a. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan (WHO) dalam Saifuddin (2002):
1) Satu kaliu pada trimester I (sebelum 14 minggu)
2) Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)
3) Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu:
1) Timbang berat badan
2) Tekkanan darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran
9) Tes VDRL
10) Tes reduksi urine
11) Tes protein urine
12) Tes Hb (Haemoglobin)
13) Terapi iodium
14) Terapi malaria

b. Kebiijakan Teknis
Penatalaksanaan ibu hamil menurut Saifuddin (2002) secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diiperlukan
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan antisipatif dan persipan diri untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
5) Pelaksannaan dan Tempat Pelaksanaan ANC
a. Pelaksana
Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan desa, dan bidan praktek swasta), dan perawat yang sudah dilatih pemeriksaan kehhamilan.
b. Tempat pelaksanaan ANC
1) Posyandu
2) Polindes
3) PKD
4) Puskesmas pembantu
5) Puskesmas
6) Rumah sakit pemerintah atau swasta
7) Dokter atau Bidan praktek swasta
8) Rumah bersalin
9) Rumah penduduk (pada kunjungan rumah/ kegiatan puskesmas)
10) Konseling dalam Kehamilan

Dalam memberikan pelayanan ANC, hendaknya pemberi pelayanan benar-benar bekerja sesuai standart yang telah ditetapkan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan setelah memberikan pelayanan ANC adalah pendidikan prenatal dan konseling kepada ibu hamil, suami dan keluarga (Hamilton, 1995). Salah satu hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan standart pemeriksaan dan pemantauan antenatal oleh bidan adalah ibu hamil, suami, keluarga, dan masyarakat mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan (Depkes RI, 2001)
Konseling pada ibu hamil harus terintegrasi dalam pelayanan ANC. Konseling diberikan untuk memberikan penjelasan tentang cara menjaga kehamilan agar tetap sehat. Infoormasi yang diberikan pada saat konseling adalah tentang fisiologi kehamilan dan persalinan, pentingnya perawatan diri selama hamil, keuntungan pemberian ASI pada bayinya kelak, persiapan untuk persalinan, persiapan untuk bayi baru lahir, pengaturan untuk transportasi bila terjadi keadaan darurat pada ibu dan bayi, dan cara KB sesudah melahirkan (Depkes RI, 1999).
Informasi yang diberikan saat konseling harus disampaikan secara bertahap setiap kali datang dan ditambah hal-hal baru. Ini dimaksudkan agar pemberian konseling lebih efektif, sehingga ibu hamil dapat mengerti dan memahami informasi dengan benar dan melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dalam pemberian konsling hendaknya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan juga harus diinformasikan, seperti perdarahan, nyeri kepala hebat atau berulang, gangguan penglihatan, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri hebat pada uluh hati, demam, dan janin tidak bergerak seperti biasa. Ini penting agar ibu hamil dan suami dapat mengidentifikasi tanda dan gejala tersebut, sehingga dapat sesegera mungkin mendapat pertolongan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten (Depkes RI, 1999)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asuhan kehamilan secara umum menurut Manuaba (1999) adalah:
a. Masalah umum
Selama hamil, istri sebagian besar diantar suami dalam memeriksakan kehamilannya. Dengan demikian suami istri akan mendapatkan pengertian yang sama dan diharapkan timbulnya gejala klinis yang berat dapat dikurangi bahkan sama sekali tidak terjadi (Manuaba. 1999).Pada kehamilan yang tidak diterima dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah klinik yang memberatkan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus menanamkan pengaruh yang positif dalam kehamilan dan pendekatan yang lebih (Manuaba, 1999).
b. Nutrisi selama kehamilan
Nutrisi pada wanita hamil harus mensuplai kebutuhan ibu dan janin. Makanan bergizi bagi ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Pemasukan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul muaal muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa. Untuk mengatasi mual dan mun tah sebaiknya porsi makan ibu hamil diberikan lebih sedikit dengan frekuensi pemberian sering.
c. Hygiene selama kehamilan
Hygiene umum meliputi pakaian yang sudah disesuaikan dengan perubahan postur tubuh dan alas kaki yang aman. Mandi untuk merangsang sirkulasi, menyegarkan, menghilangkan kotoran tubuh serta pemeliharaan gigi harus diperhatikan karena karies dan gingivitis dapat mengakibatkan komplikasi seperti sepsis, septicemia, dan lain-lain.
d. Eliminasi
Sering berkemih merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan, karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah. Konstipasi juga sering terjadi karena aksi hormonal yang mengurangi peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya.
e. Perawatan payudara
Payudara harus dipersiapkan untuk fungsinya dalam menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi segera setelah lahir.

f. Hubungan seksual
Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubuh.
g. Aktifitas dan istirahat
Hindari pekerjaan dan aktivitas yang melelahkan, istirahat yang cukup (paling sedikit satu jam pada siang hari) akan sangat baik untuk ibu hamil.

h. Bahan berbahaya lainya.
Tembakau dan alcohol harus dihindari, karena dapat berakibat tidak baik untuk ibu dan janin.
i. Dukungan social
Dalam hal ini dukungan dari suami, keluarga, dan masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan asuhan kehamilan.

Selamat Datang Di ZONA TEKNIK.. ! Semoga Web ini Dapat Bermanfaat.. ZONA TEKNIK ..Bersama Memberikan Kemudahan.. Terima Kasih Atas Kunjungannya... Salam Sukses...