Kriteria Pemilihan dan Penentuan Media Pembelajaran IPS

A. Kriteria Pemilihan dan Penentuan Media Pembelajaran IPS
Dalam pembelajaran, media memegang peranan sebagai alat yang diharapkan dapat mendorong belajar lebih efektif.
Yang tergolong dalam sarana untuk membantu pengajaran biasanya terbagi atas :


1. Media komunikasi dahasa
2. Media komunikasi non verbal
Yang termasuk kedalam media bahasa ialah bahasa lisan dan bahasa tulis. Sedangkan yang tergolong kedalam yang non verbal misalnya gambar, diagram dan sebagainya. Sedangkan pembagian media menurut perkembangannya adalah sebagai berikut :
a. Media pengajaran yang sifatnya umum dan masih pada tingkat tradisional, misalnya papan tulis, buku-buku (baik buku teks, buku rujukan maupun majalah).
b. Media yang sifatnya “canggih”, yang misalnya digolongkan media audio-visual. Akan tetapi ada yang hanya bersifat visual saja, misalnya benda asli, model, gambar, lukisan, diorama, foto, carta, diagram, grafik, poster, dan lain-lain. Juga ada yang bersifat auditif belaka. misalnya radio, dan tape recorder.
c. Yang bersifat pembaharuan, dengan melibatkan berbagai sarana permesinan yang memungkinkan siswa belajar mandiri. Dalam kelompok ini mungkin penggabungan komputer dengan televisi dan lain-lain. Jadi buat Sekolah Dasar kita pada saat media ini seperti itu masih cukup jauh.
Masing-masing alat media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi secara umum dapat pula kita menelaah berapa kriteria yang dapat da jadikan pegangan da1am memilih media pengajaran. Sehubungan dengan ini Preston dan Herman menyodorkan beberapa pegangan dalam memilih media pengajaran. Di bawah ini akan diuraikan beberapa jenis media yang diteliti dalam pengajaran IPS (Preston dan Herman, 1981).
Seperti telah disebutkan terdahulu hendaknya dipilih media yang mendorong pencapaian tujuan pengajaran. Dari uraian terdahuhalu kita menyadari bahwa bahan belajar pun diturunkan dari tujuan pengajaran. Sifat bahan belajar yang dapat diturunkan dari tujuan pengajaran juga mempengaruhi pemilihan media. Misalnya apabila yang menjadi tujuan pengajaran adalah bertalian dengan sejarah maka mungkin gambar- gambar yang agak mendekati.
Dalam belajar_yang menjadi arah_berpikir.
Media yang dipilih ialah yang dapat memberikan tingkat belajar yang bermakna, untuk masing-masing siswa yang berbeda.
Media yang dipilih adalah yang dapat mendorong penggunaan sarana yang telah ada Dengan demikian apabila terdapat media yang baru penlu direnungkan keuntungan dan kerngiannya.
Biasanya kecanggihan yang unggul hanya untuk bidang tertentu. Apa yang diuraiakan diatas dapatlah diringkas dan disimpulkan bahwa criteria pemilihan media adalah :
- Dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien
- Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
- Dapat melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda
- Tidak memilih media hanya karena media tersebut baru, canggih, dan atau populer.
Selanjutnya kesimpulan lain dari uraian Dengan melihat indera mana yang paling di pacu kita memperoleh :
- Media audio-visual, dapat juga hanya bersifat audio saja atau visual saja.
- Media taktik, terutama melalui rabaan dan sejenisnya.
Apabila yang dajadikan dasar pembagian adalah bagaimana bentuk pesan maka kita memperoleh :
- Media verbal, menggunakan bahasa baik lisan maupun tertulis (tulis tangan atau cetak, terutama .cetak).
- Media non verbal

Tampak kiranya bahwa dalam belajar yang diharapkan adalah supaya terasa konkret dan lebih bermakna. Dengan melibatkan media akan belajar akan lebih konkret, sehingga dtharapkan menjadikan hasil belajar yang lebih berbekas pada siswa.

B. Alasan Penggunaan Media Pengajaran
Dalam kaitan ini Leonard, Fallon dan von Arx (1972) menyampaikan beberapa hal yang penting tentang media Pendapat mereka akan disarujab sebagai berikut :
Media memungkinkan kita dapat mencapai peristiwa yang langka dan sukar dicapai. Misalnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 akan sulit disaksikan. Akan tetapi dengan adanya foto-foto waktu peristiwa itu berlangsung kita dapat merasa lebih dekat, seolah-olah kita menyaksikannya sendiri. Bahkan ada penulis yang mencoba menganalisis bayangan pada foto penarikan bendera merah putih. Dan sudut bayangan pada foto tersebut ia dapat memperkirakan jam berapa saat penarikan bendera tersebut.
Alasan berikutnya, ialah media dapat lebih memungkinkan pengamatan. Contohnya mengamati suatu wilayah sukar memberikan gambaran yang menyeluruh. Hal ini karena wilayah tersebut terlalu luas untuk dapat diamati langsung. Akan tetapi dengan menggunakan peta kita dapat memperoleh gambaran keseluruhan tentang wilayah yang diteliti. Dalam hal ini peta merupakan usaha “memperkecil”.
Alasan lainnya ialah, mirip dengan hal di atas, dengan media penelitian tidak terhalang oleh waktu. Dengan mengamati foto-foto misalnya kita melihat cepatnya perkembangan kemajuan kota. Kita tidak perlu menunggu sejak kota dibangun sampai kota mencapai kemajuan sekarang.

C. Jenis-jenis Media
Dari pembagian atau kiasifikasi media di atas dapatlah dikatakan bahwa media terdiri dari berbagai ragam dan bentuk. Dibawah ini akan diuraikan beberapa jenis media yang dikenal atau diharapkan dapat kita pergunakan. Jenis-jenis media tersebut dapat bersifat visual, audio, verbal ataupun non verbal, juga mungkin bersifat taktik.
Di bawah ini terdapat daftar beberapa jenis media pengajaran dalam lingkup yang luas. Dari daftar tersebut tarnpak bahwa sebagian besar media itu bukanlah media yang khas untuk IPS semata-mata. Memang tidak satu pun jenis media yang hanya diperuntukan bagi sesuatu mata pelajaran. Pada umumnya media dapat dipergunakan untuk lebih dari satu mata pelajaran. Dalam hal IPS maka yang dapat dikatakan media pengajaran ialah media yang dapat disiapkan untuk mengefektifkan dan mengeifisienkan memperkenalkan. memperluas cakrawala pandangan dan memperkaya khasanah pengajaran IPS.

Daftar Media Pengajaran
I. Alat pengajaran
1. Papan tulis
2. Papan pamer
3. Mesin pengganda

II. Media cetak
4. Buku-buku
5. Majalah
6. Surat kabar

III. Media visual
7. Slide dan transparans
8. Film strip
9. Model dan realia
10. Carta dan grafik
11. Gambar
12. Peta dan globe

VI. Media audio
13. Pita suara
14. Piringan hitam

V. Media audio-visual
15. Radio
16. Film suara
17. Siaran televisi
18. Kit media ganda (cross-media kit)

VI. Masyarakat sebagal sumber belajar
19. Sumber masyarakat
20. Kunjungan studi
21. Nara sumber
D. Pengembangan Media Pengajaran IPS
Menyalin peta dapat dilakukan oleh guru atau guru bersama anak-anak. Salah satu kegiatan ialah memperbesar peta. Apabila ada, dapat dilakukan dengan alat khusus pembesar atau memperkecil peta yang disebut panctograph. Apabila di sekolah ada OHP meperbesar peta dapat dilakukan dengan memproyeksikan peta transparans pada suatu lembar kertas bear. Menjiplak peta dengan transparans lebih mudah dilakukan daripada dengan kertas. Keuntungan lain peta transparans ialah peta-peta itu dapat diproyeksikan tumpang tindih. Juga berbagai warna dapat memberi kesan lebih menarik.
Yang perlu mendapat perhatian sebenarnya adalah memperbesar peta. Peta merupakan representasi bentuk tiga dimensi menjadi bentuk dua dimensi. Jadi secara sendiri peta selalu mengandung kesalahan. Dengan demikian maka apabila peta diperbesar maka kekeliruannya pun diperbesar pula. Sedangkan apabila dilakukan sebaliknya ialah memperkecil maka kekeliruannya pun diperbesar pula. Sedangkan apabila dilakukan sebaliknya ialah memperkecil peta akan terjadi pengurangan kekeliruan yang melekat pada peta.
Pengembangan beberapa alat untuk sarana belajar dapat dilakukan sendiri atau bersama dengan anak-anak. Akan tetapi pembuatannya akan terbatas pada beberapa alat yang tidak terlalu rumit. Karena perancangan dan pembuatan beterapa alat belajar menyangkut alat yang bersangkutan maka pembahasannya akan lebih mudah diungkapkan bersamaan dengan pembahasan masing-masing alat atau sarana yang bersangkutan. Oleh karena itu uraiannya akan disatukan dalam bagian berikut.

E. Penggunaan Media Pengajaran IPS
Pada bagian terdahulu telah disebutkan tentang berjenis-jenis media pengajaran. Yang akan dibahas agak rinci hanya beberapa saja. Yang sebaliknya hanya akan disinggung saja. Hal ini didasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, ada media yang tercantum dalam daftar akan tetapi mungkin tidak dapat diperoleh dengan mudah. Selanjutnya, ada juga alat yang penggunaannya sudah sangat dikenal.

Papan Tulis
Papan tulis masih memegang peran yang sangat penting di Sekolah Dasar kita. Oleh karena itu pula biasanya guru sering menggunakannya “asal” jadi saja. Padahal pemakaiannya perlu dipikirkan secara mendalam supaya dapat turut berperan sesuai dengan kemampuannya dalam peristiwa belajar di kelas. Ada yang menceritakan pengalamannya mengikuti ceramah dan pencermah yang menarik. Dan sekian kali ia mengikuti ceramah selalu ia mendapat ide baru dalam menggunakan papan tulis. Pada saat pertama ia mengikuti ceramah, penceramah ternyata memulai menulis di sebelah kanan papan tulis. Setelah selesai cermah ternyata bahwa di papan tulis terhidang ikhtisar ceramah yang jelas. Lain kali penceramah yang sama memulai menulis di tengah-tengah. Sedangkan beberapa kali lain biasa ia memulai tulisan dan sebelah kiri. Disimpulkannya bahwa penceramah kita ini sudah rancang dengan baik apa yang akan dituliskannya pada waktu ia berceramah.
Saran berikut baik sekali untuk dipertimbangkan (Lueck.. 1968):
a. Rancangan dengan balk tentang isi dan pola (lay out) bahan belajar yang akan dituliskan di papan tulis. Kalau isi dan pola letak bahan sudah ditata, kita akan melakukan seperti digambarkan tentang pencemaran di atas.
b. Hindari menuliskan ikhtisar dan sajian yang panjang. Pilihlah pokok-pokok pikiran yang penting dan pola hubungan antara pokok harus jelas. Sajian yang panjang sangat memakan waktu.
c. Usahakan agar papan tulis tidak terlalu penuh bejejal dengan tulisan.
d. Tulisan dan gambar harus cukup besar supaya dapat terlihat dengan jelas dari belakang.
e. Usahakan papan tulis tetap bersih.
Juga kita perlu memikirkan letak papan tulis di kelas. Yang baik papan tulis terletak di tengah kelas di depan. Juga sewaktu kita menghadap papan tulis sebaiknya tidak berbicara. Bicara kita akan terdengar kurang jelas. Penjelasan sebaiknya disampaikan pada saat kita menghadapi ke arah anak-anak.

Papan Pamer
Pengisian papan pamer telah disinggung di atas. Isi papan pamer seyogyanya mendorong anak-anak untuk berdiskusi. Jadi harus penuh dengan informasi yang menantang. Isi papan pamer perlu direncanakan lama. Oleh karena itu sebaiknya setiap awal catur wulan sudah mulai direncanakan apa yang perlu dan pantas dimasukkan ke papan pamer. Keterlibatan anak-anak penting sekali. Kejadian penting di masyarakat dapat menarik. Banyak kejadian yang dapat menjadi bahan isi papan pamer. Diharapkan isi papan pamer dapat memperkaya bahan belajar IPS. Diskusi tentang apa yang akan menjadi isi papan pamer juga dapat mendorong keaktifan siswa. Di samping itu hal ml pun secana tidak langsung mendorong kreativitas mereka.

Media Pengganda
Pada umumnya sekolah-sekolah dasar kita belum memiliki alat pengganda. Biasanya penggandaan rancangan atau sajian dilakukan dengan cara fotokopi, di luar sekolah. Biasanya dapat diatur sedemikian rupa. Mungkin sekolah dapat membiayai atau dengan beriuran antara anak-anak. Ada beberapa sekolah yang memiliki mesin stensil. Penggandaan dapat dilakukan dengan baik. Yang digandakan ialah bahan belajar IPS yang tidak terdapat dalam buku pelajaran. Mesin pengganda tugasnya yang utama ialah menunjang media belajar lainnya supaya kegiatan belajar lebih bermakna. Perencanaan yang matang dan teliti harus diarahkan kepada bahan yang akan digandakan.

Buku-buku
Buku adalah media yang paling sering dijadikan acuan dalam pengajaran apa pun, termasuk pengajaran IPS. Biasanya buku pelajaran yang layak dipakai di sekolah harus mendapat izin lebih dahulu dan Depdikbud. Di Depdikbud biasanya buku ditelaah oleh satu tim yang ditugaskan menelaah buku-buku yang layak isi dan susunannya. Jadi dari segi ini kita dapat melihat apakah buku tersebut sudah dinilai atau belum. Biasanya buku yang sudah disahkan pemakaiannya diberi catatan dan tanda pengesahan.
Walaupun demikian masih perlu ditelaah mana buku yang paling cocok dengan lingkungan sekolah. Sudah barang tentu yang ditelaah ialah buku-buku yang sudah mendapat pengesahan dan Depdikbud. Isi buku tersebut menunjang pencapaian tujuan pengajaran khususnya dan tujuan Sekolah Dasar umumnya. Isinya jelas dapat dipercaya kesahikannya, tepat dan tidak ketinggalan zaman. Juga isinya tidak menyinggung masalah ‘SARA”. Gayanya jelas, menarik, merangsang berpikir dan sesuai dengan kemampuan siswa. Thisrasi, peta, gambar, foto tepat, jelas, menanik, dan memadai.
Dalam penggunaannya kita perlu memahaminya benar-benar. Bagian yang penting yang menopang langsung tujuan pengajaran ditonjolkan car tepat. Bagian lainnya dapat disinggung sebagal ilustrasi belaka. Kita perlu memikirkan bagaimana memanfaatkannya supaya dapat mendorong siswa memecahkan masalah yang dihadapi. Yang perlu diingat ialah bahwa bukan buku pelajaran yang menentukan batas pembahasan tapi sekedar wahana untuk mendorong siswa belajar. Guru memegang peranan penting dalam penggunaan buku pelajaran. Guru perlu membangkitkan perhatian, mengajukan pertanyaan tentang bahan yang disajikan dalam buku-buku pelajaran.
Buku pelajaran tidak luput dan keterbatasan. Tingkat kecernaan bahan belajar yang disajikan menjadi masalah yang tidak kecil. Juga perwajahan buku dapat mengurangi daya tarik buku sehingga isi bacaan kurang mampu memancing perhatian anak. Buku pelajaran juga biasanya dipersiapkan dalam waktu yang lama sehingga kebaruan agak terbatas.
Oleh kanena itu guru perlu memikirkan baban pembaru dan pelengkap. Karena IPS menyangkut kehidupan manusia dan lingkungannya maka guru bersama siswa dapat menghubungkan pokok-pokok uraian atau diskusi dalam buku pelajaran dengan kehidupan dilingkungan tempat hidup anak dan guru. Dengan demikian kebaruan buku dapat terus diimbangi. Sedangkan perubahan dalam lingkungan internasional baita koran dan media massa lainnya dapat dijadikan bahan pembaru. Hal mi menunjukkan juga bagaimana masing-masing media saling terkait satu sama lain. Data yang disajikan dalain buku pelajaran juga perlu diperbarui terus menerus.
Di samping pembaruan isi juga pengayaan isi perlu mendapat perhatian. Sekarang sudah ada ensiklopedi yang dapat dijadikan bacaan pengayaan unmk pengajaran IPS. Repotnya ensikiopedi biasanya harganya mahal sehingga sekolah belum dapat menyediakannya. Dalam hal ini kunjungan ke perpustakaan di luar perpustakaan sekolah sangat menguntungkan. Akan tetapi perlu pengaturan jadwal yang ketat. Ensikiopedi termasuk buku referensi yang handal. Di samping ensikiopedi buku informasi tertentu dapat juga memperkaya bahan buku pelajaran. Nah, kemampuan guru untuk mencari bahan pengajaran pengajaran IPS tidak dapat diabaikan. Jadi menclalami tentang kriteria buku-buku yang mememili syarat perlu menjadi perhatian guru. Buku fiksi pun dapat dipakai untuk bahan pengayaan. Bahk siaran media massa tidak dapat diabaikan sebagal bahan pengayaan untuk pengajaran 1PS.

Majalah dan Surat Kabar
Majalah untuk anak-anak sekarang sudah cukup banyak. Demikianlah maka anak-anak kita sudah terbiasa membaca dan mempelajari majalah. Dalam isinya terdapat bahan yang dapat dipergunakan untuk memperkaya bahan belajar. Sur kabar sering mempunyai ruangan khusus yang penting untuk pengajaran IPS. Keuntungan majalah dan surat dan buku pelajaran ialah keduanya dapat mengikuti perkembangan baru. Bahan dan majalah dan surat kabar dapat menjadi bahan guntingan koran. Ada satu sekolah dasar yang menggerakkan anak-anaknya untuk menggunting bahan dan surat kabar dan majalah. Guntingan tersebut dijilid dan dihimpun menjadi bahan bacaan di perpustakaannya. Isinya digolongkan mengikuti penggolongan buku di perpustakaan.

Slide dan Transprans
Walaupun proyektornya berbeda, kedua bahan media ini mempunyai persamaan fungsi. Pembuatannya sangat berbeda, slide dibuat dengan pengambilan foto. Film yang digunakan khusus untuk slide. Transparans dibuat dengan jalan menulisi kertas transparans yang bersangkutan. Akan tetapi baik slide maupun transparans dapat diproyeksikan sehingga seluruh kelas dapat menyaksikan. Gambar yang tersaji dapat dipelajani dengan teliti oleh para siswa.


Film strip
Film strip mirip dengan slide, bedanya ialah slide merupakan lembaran film yang terpisah. Sedangkan film strip merupakan rangkaian film. Film strip mirip gulungan film “hidup”. Akan tetapi jumlah filmnya terbatas karena hanya potongan demi potongan yang terpisah. Penggunaannya bergantung kepada tujuan kita memperkaya bagian mana dan bahan belajar. Jadi seandainya segulungannya terdiri dari atas 25 buah film mungkin yang terpakal untuk saat itu hanya 6 atau 7 buah saja.

Model don Realia
Model adalah alat-alat yang sangat dekat (miiip sekali) dengan kenyataannya (Lueck, et al., 1968). Ukurannya dapat lebih besar atau lebih kecil dari bendanya sendiri, bergantung kepada tujuan penggunannya. Dengan model dimaksudkan supaya benda yang dipelajari dapat ditangani dengan tepat dan mudah. Dalam IPS banyak benda asing yang sulit diterangkan dengan kata-kata. Akan tetapi dengan memperlihatkan modelnya para siswa akan dapat mempunyai gambaran yang terang.
Realia merupakan representasi dan suatu benda yang sebenarnya. Wujudnya dapat berupa benda, objek, sisa-sisa pakaian; dan lainnya. Misalnya kenris Pangeran Diponegoro atau tiruannya adalah contoh realia. Apabila benda asli sendiri yang dipergunakan sebagal media maka akan memberi pengalaman yang khas bagi siswa.
Benda-benda seperti itu mungkin dapat diinjau dari orang tua siswa yang pernah mengunjungi sesuatu daerah yang khas. Kebermaknaan benda-benda seperti itu melekat pada setiap keseluruhan lingkungan budaya. Oleh kanena itu dalam menyajikan realia perlu diperhatikan seting budayanya. Hal ini akan menuntut para saswa menciptakan kembali suasana sedekat mungkin. Seringkali benda seperti itu termasuk langka yang penanganannya perlu sangat hati-hati.

Carta dan Grafik
Carta seringkali dlanggap meliputi arti yang luas yang di antaranya meliputi grafik, peta, tabel, dan diagram. Di sini disebutkan karena kita ingin membaca carta alur, misalnya. Di sini dipakai dalam arti sempit, misalnya canta alur tersebut. Dalam menggunakan carta perlu diingat tentang ketepatan, kemudahan untuk dilthat dan kemutakhirannya. Organisasi dalam suatu perusahaan dapat digambankan dengan carta.
Penggunaan grafik telah disinggung di muka. Ada bermacam grafik, misalnya grafik ganis, grafik batangan dan histrogram. Pembacaan dan penafsiran grafik agak sulit. Oleh kanena itu pemakaiannya lebih baik di kelas V dan VI. Sedangkan untuk anak kelas III misalnya hanya grafik batang.
Banyak gejala dalam kehidupan di masyarakat yang dapat disajikan dalam grafik. Dengan gafik dapat ditamplkan data statistik. Dengan meyajkan melalul grafik anak-anak dapat membandingkannya secara cepat. Dengan jalan itu anak-anak akan memperoleh gambaran rigkas tetapi tepat. Berbagai gejala dalam masyarakat, seperti perpindahan atau banyak hasil pertanian, dapat disajikan dalam grafik.

Gambar
Gambar yang mengandung bahan belajar IPS banyak sekali. Oleh karena itu dalam memilihnya perlu pertimbangan yang matang. Seperti untuk media mana saja maka tujuan pengajaran menjadi acuan untuk memlith dan menggunakannya. Ukuran gambar perlu pertimbangan supaya sesual dengan benda aslinya. Juga ukuran gambar akan memungkinkan kemudahan dilihat dari jarak di kelas atau tidak.
Mutu gambar tidak kurang pentingnya. Supaya gambar tetap awet perlu dengan laminating khusus. Cukup dengan melapisinya dengan plastik ara biasa. Supaya dapat disajikan dengan balk mungkin memerlukan pemegang dan benda keras. Suya dapat mencapai hasil yang lebih baik judul dan penjelasan gambar perlu juga diperlimbangkan dengan matang. Bahkan kalau gambar tentang pengajaran IPS sudah banyak tenlu pedu pula pengelompokan supaya mudah mencari kembali bila waktu memenlukannya.
Gambar yang sudah dipersiapkan seperti disebutkan datas mudah dipakai Guru tinggal merancang dalam kesempatan mana gambar itu dipergunakan. Bagaimana menerapkannya dalam belajar. Apabila gambarnya kecil mungkin terpaksa dibanyak dahulu sebingga semua siswa dapat mempelajarinya. Hal itu pun perlu rencana yang terarah.
Supaya gambar membenikan manfaat sebesar-besanya gambar tersebut harus dapat “dibaca”. (Dunfee dan Sagl, 1966). Dengan membaca gambar. Para siswa dapat menyimpulkan, misalnya apakah penduduk setempat makmur atau tidak Apabila kesimpilan itu diperoleh melalui perbandingan dengan sumber lain maka anak-anak akan menyadari pentingnya membaca gambar.

Peta dan Globe
Tentang pemakalan peta telah disinggung di muka. Juga telah disinggung bahwa peta mempunyai kekeliruan, karena peta merupakan representasi benluk tiga dimensi (bulat) menjadi permukaan datar dua dimensi. Oleh karena itu guru perlu secara cermat memilih peta yang akan dipakai tidak terlalu menonjol kekeliruannya. Seperti dlketahui misalnya path peta dengan pro yeksi Mercator, Pulau Hijau hampir sama luasnya dengan Anika Senikat.
Proyeksi sebenarnya merupakan suatu cara unmk menggambarkan permukaan lengkung menjadi permukaan datar. Pada dasarnya mungkin bidang lengkung atau bola itu diproyeksikan kepada silinder, krucut, atau bidang rata (datar). Masing-masing mempunyal kekelinuan tersendiri. Akan tetapi proyeksi peta lebth banyak ditentukan nnurut perhitungan matematika, bukan mumi penggambaran proyeksi langsung.
Globe adalah model yang minip betul dengan bumi. Dengan globe ldta dapat melihat arah, jarak, dan bentuk wilayah yang digambarkan sesuai dengan yang sebenarnya. Kesukaran dengan globe ialah harganya cukup mahal. Oleh karena itu kita hanya memperoleh globe dengan ukuran kecil. Akibatnya globenya dipenuhi oleh keterangan tentang tempat-tempat sehingga tampak agak rumit.
Dengan peta dan globe dapat ditunjukkan lokasi pada permukaan bumi dengan jelas. Karena peta dapat digambarkan lebih besar maka menurut skala tertentu peta akan dapat mengambarkan bentuk morfologi lebih tepat dan globe. Sedangkan untuk gambaran bumi secara keselunuhan globe lebih unggul. Akan tetapi peta dan globe dapal menyajikan “kedimanaan” dengan baik. Salah satu kegiatan yang baik misalnya menggambarkan pada peta tentang transmigrasi. Jumlah transmigran dapat digambarkan dengan panah lebar menuju tempat tujuan. Gambar seperti itu dapat dibuat oleh siswa kelas V, misalnya. Dengan peta seperti itu dapat diberikan gambaran ringkas dan mana saja transmigrasi berasal. Ke mana saja daerah tujuan. Bagaimana perbandingan jumlah perpindahan tersebut ke daerah tujuan masing-masing.
Dalam penggunaan peta, anak-anak perlu : (a) mempersiapkan diri secara mental, (b) memperoleh informasi yang dibutuhkan dan (c) bila perlu, mendiskusikan hasilnya (Lueck, 1968:215). Manfaat globe di samping dapat memberikan pandangan keseluruhan juga dtharapkan dapat meluruskan kekeliruan yang timbul dan distosi peta.

Pita Suara dan Piringan Hitam
Pita suara (kaset audio, audio cassetee) dapat dipakai untuk merekam suara khas. Misalnya untuk menggambarkan hiruk-pikuk di pasar, keramaian waktu panen di suatu daerah atau upacara tradisional yang khas. Mungkin kita penlu menjelaskan suasana suatu peristiwa yang disertai suara khas. Apabila suara itu dijelaskan dengan kata-kata saja mungkin suasananya akan hilang. Mungkin juga ada nara sumber yang menyampaikan penjelasan yang bertalian dengan masalah kemasyarakatan dalam suatu acara. Supaya isi pidato dapat ditelaah perlu direkam. Rekamannya nanti dapat disampaikan kepacla anak-anak. Hal ini memberikan bahan diskusi yang cukup hidup dan menarik.
Piringan hitam pada saat sekarang umumnya hanya memuat acara musik. Akan tetapi mungkin ada musik yang dapat dijadikan ancang-ancang pembahasan pokok dalam pengajaran IPS. Hal seperti ini akan mendorong minat anak mempelajani bahan belajar.



Radio
Dalam siaran radio acara yang sangat penting untuk pengajaran IPS. Apabila jadwal siaran acara tersebut sesuai dengan jadwal jam pelajaran IPS. acara tersebut dapat langsung dimanfaatkan. Akan tetapi kita perlu menyiapkan anak-anak terlebih dahulu. Persiapan secara mental mungkin berupa kerangka bahan belajar yang sudah dikuasai. Kerangka ini juga berisi ikhtisar dan apa yang sudah dikuasai. Tanpa persiapan yang matang plajaran dengan melibatkan radio akan kurang mencapai sasaran. Kerangka dan ikhtisar dilengkapi dengan pertanyaan yang dicarikan jawabannya dan siaran radio. Dengan melibatkan radio seperti ini anak-anak dilatih untuk membuat catatan. Dengan demikian pemanfaatan media radio memiliki manfaat ganda.
Acara siaran waktunya tertentu sehingga kemungkinan tidak cocok dengan jadwal pengajaran IPS. Dalam hal seperti ini maka siaran dapat direkam. Selanjutnya penyajian hasil rekaman dilakukan seperti telah diuraikan dalam pemanfaatan audio kaset.
Supaya acara radio membenikan manfaat yang optimal untuk pembelajaran maka pertimbangan benikut ini perlu diikuti dengan seksama (Lueck, 1968):
a. Apakah acara siaran tersebut membantu para siswa mencapai tujuan pengajaran?
b. Apakah bahan belajar yang disajikan bersifat auteraik, tepat dan jujur dan bias pribadi?
c. Apakah bahan belajar dan sajiannya sesuai dengan kemampuan anak?
d. Apakah acara tersebut mendorong kegiatan tambahan atau memotivasi belajar lebth lanjut?

Film Suara
Pada saat ini banyak film suara yang dapat dijinkan sumber belajar IFS. Siaran Televisi.
Siaran TV pendidikan waktu siarannya masth sang terbatas. Sebenarnya banyak acara siaran TV umum yang cukup balk dijadikan sebagai bahan beIaj IPS. Catatlah acara-acara siaran seperti itu. Acara siaran TV pendidikan pada masa ini dalam bentuk siaran yang sifatnya percobaan. Jadi acara siaran umum dapat dijadikan bahan pengajaran dalam pembelajaran IPS. Kesukaran yang dihadapi dalam pemanfaatan siaran TV ialah umumnya sekolah kita belum banyak yang memiliki sarana rekaman. Jadi penegguran siaran TV masti terbatas. Yang dapat dilakukan misalnya menugasi anak-anak mencatat apa yarg diperoleh dalam siaran tertentu.

Kit Media Ganda
Kit untuk pengajaran IPS belum banyak.

Sumber Masyarakat
Dalam pengajaran IPS yang bahan telaahnya manusia dan lingkungan, masyarakat adalah sumber belajar yang baik. Untuk pengajaran IPS masyarakat dapat merupakan bahan pengajaran yang sangat kaya. Dalam pemanfaatan ini terdapat tiga sarana: (a) tempat, orang, masyarakat, (b) kunjungan studi dan (c) nara sumber.
Sumber masyarakat memberi pengalaman langsung kepada para siswa dalam arti sebenarnya. Pengalaman langsung mendorong atau memotivasi anak untuk belajar. Siaran TV dalam batas tertentu membawa peristwa di masyarakat ke dalam kelas. Akan tetapi menyaksikan sendiri atau mengalami sendiri jauh lebih bermakna. Apa yang diangkat degan siaran TV hanya yang kasat mata, padahal kejadian dalam masyarakat lebih dan itu dan bukan yang tampak saja yang disaksikan. Suasana dari aroma kejadian sesungguhnya tidak terakam oleh perekam TV. Padahal memberikan anti yang lebih dalam, tidak terjangkau oleh media mana pun.
Anak-anak perlu mendapat informasi tentang masyarakat secara tepat dan bertanggung jawab. Nantinya mereka diharapkan dapat menjadi warga masyarakat yang berguna bagi diri dan masyarakatnya. Hal ini menjadi salah satu arah yang dituju pengajaran IPS. Tempat mana atau kantor mana yang dijadikan sumber bergantung kepada tujuan dan hakikat pokok bahasan dalam pengajaran IPS.
Agar dapat memperoleh hasil yang baik pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar perlu dirancang sangat hati-hati dan teliti. Izin yang perlu diperoleh bukan hanya dan sekolah melainkan juga dari pemerintah setempat. Anak-anak sendiri memperoleh kesempatan untuk menunjukkan keterampilannya dalam berkomunikasi di kantor yang dituju. Yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar bukan hanya kantor tetapi juga orang perorangan yang dianggap tepat.

Kunjungan Studi
Kunjungan atau wisata studi dapat memberi pengalaman belajar yang mengesankan kepada anak-anak. Kunjungan studi jangan sampai dianggap sebagai usaha untuk memberikan sausana santai atau selingan dalam belajar. Apabila hal ini yang menjadi tujuan maka namanya bukan kunjungan studi. Hal itu benar-benar hanya wisata biasa. Kunjungan studi jelas dan namanya adalah untuk penelitian studi.
Niat kunjungan studi harus tumbuh dari kebutuhan yang berasal dari kesadaran anak sendiri. Maksudnya dan pembahasan atau diskusi atau pemecahan masalah anak-anak tertantang untuk mencari penyelesaian yang sumbernya harus digali dan suatu tempat.

Perencanaan
Persiapan pertama ialah menyelesaikan perizinan. baik dari sekolah, dari orang tua maupun dari pemerintah setempat. Tujuan kunjungan harus jelas dan tegas. Jadwal berangkat dan kembali ditentukan dengan tepat. Guru harus mensurvei terlebih dahulu route yang akan ditempuh dan tempat tujuan dengan seksama. Apa yang akan dilihat di sepanjang route perjalanan. Apa hubungannya dengan yang akan dipelajari di tempat studi. Dengan mengetahul apa yang akan diamati di sepanjang perjalanan para peserta sudah disiapkan. Apabila ada tempat yang pantas untuk diamati lebth rinci supir perlu diberi tahu di mana perlu berhenti lebih dahulu. Kira-kira berapa lama di tempat persinggahan, berhenti untuk mengadakan pengamatan. Dengan demikian dapat diperkirakan lama waktu kunjungan selunuhnya. sehingga tidak terlambat pulang.
Perencanaan apa yang akan dilakukan di ternpat pengamatan, menuntut perhatian khusus. Yang balk bahan amatan itu lahir dalam diskusi di kelas pada saat kita membahas sesuatu masalah yang pemecahannya memerlukan kunjungan studi.
Pelaksanaan
Setelah sampai di tempat tujuan para peserta tidak boleh berkeliaran. Mereka perlu mendapat penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan. Peserta perlu diperingatkan tentang buku catatan dan alat tulis. Pulpen dan ball point kunang balk untuk mencatat di lapangan karena kadang tulisannya membelobor. Oleh karena itu menggunakan pensil yang kerasnya sedang lebih baik. Buku catatan yang midah dipakal ialah ukuran buku saku.

Diskusi hasil kunjungan
Selama di tempat para peserta diminta untuk membuat catatan secukupnya. Supaya hasil kunjungan studi memberi pengayaan kepada bahan telaah IPS di kelas hasilnya perlu didiskusikan. Masing-masing peserta secara perorangan diharapkan mempunyai pokok atau masalah yang akan disampaikan dalam diskusi. Hasil diskusi dicatat.

Manfaat kunjungan studi
Connel et al. (1968) menjelaskan manfaat kunjungan studi sebagai berikut:
a. Memberikan pengalaman langsung yang sukar diperoleh dengan cara lain.
b. Mendorong perhatian lebih tinggi pada pokok yang dlpelajari.
c. Kunjungan studi dapat menjembatani antara studi di kelas dengan keadaan masyarakat yang menjadi sumber telaah.
d. Dapat memberikan kesempatan menerapkan pengetahuan dan mendapat informasi baru.
e. Memberi kesempatan berlatih dalam pengalaman.
f. Dapat mendorong inisiatif, memperluas wawasan dan menghargai beberapa segi situasi kehidupan.

Nara Sumber
Nara sumber memberikan kesempatan kepada para siswa memperoleh pengalaman lain yang tidak kalah dan studi kunjungan. Dalam studi lapangan para siswa mengenal lingkungan seutuhnya. Sedangkan dengan nara sumber mereka mendapat krsempatan mendapatkan isi lingkungan.
Yang dapat menjadi nara sumber adalah mereka yang mempunyai pengalaman luas atau pejabat khusus yang dapat memberi informasi yang autentik. Tokoh-tokoh masyarakat dapat memberikan informasi sesuai dengan pengalamannya masing-masing. Pemanfaatan nara sumber pada sekolah kita belum banyak.
Seperti dengan semua pemanfaatan sumber belajar mana pun maka persiapan untuk ini harus matang. Nara sumber yang diundang kira-kira cocok dengan bahan belajar yang akan dibahas. Pemilihan nara sumber memerlukan pertimbangan dalil berbagai segi (Lueck, 1968).
a. Nara sumber perlu mempunyai sesuatu pesan bagi anak-anak. Nara sumber diundang karena pengetahuan khusus yang dimilikinya.
b. Nara sumber tidak perlu melawak. Nara sumber dirancang untuk mendorong belajar, bukan untuk memberikan suguhan hiburan.
c. Nara sumber adalah orang yang pandai menyampaikan sajian secara jelas. Sajian yang efektif dapat mendorong tumbuhnya perhatian.
d. Nara sumber yang diundang adalah mereka yang mempunyai pandangan luas dan terbuka, tidak berat sebelah dalam menjelaskan tentang masyarakat.
e. Nara sumber adalah mereka yang tertarik kepada anak-anak.
Nah itulah berbagai sumber yang dapat dijadikan sarana pembantu mendorong belajar IPS lebih bermakna. Sumber yang dijadikan sarana belajar bergantung pada tujuan pembelajaran. Mungkin kita perlu menggabungkan beberapa sumber belajar supaya lebih efektif membangun suasana pendorong belajar.

Selamat Datang Di ZONA TEKNIK.. ! Semoga Web ini Dapat Bermanfaat.. ZONA TEKNIK ..Bersama Memberikan Kemudahan.. Terima Kasih Atas Kunjungannya... Salam Sukses...