Untuk menjadikan kegiatan be1ajar membaca dan menulis menarik bagi anak, guru perlu mencari alternatif-aIternatif kegiatan pembelajaran. Salah alternatif yang dapat digunakan guru dalam menarik perhatian anak adalah memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran.
Permainan memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Piagt. 62: Vigotsky, 1978). Me1alui permainan tidak hanya jasmani anak yang berkembang, tetapi juga kognisi, sosial, fisik, dan bahasa (Stone. 1995). Di samping itu, permainan dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran. termasuk pengajaran bahasa Indonesia.
Meskipun permainan memiliki peranan pelting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, umumnya eggan memasukkan permainan dalam kegiatan be1ajar-mengajar. Keengganan memasukan aktivitas permainan dalam kegiatan pembelajaran ini tidak hanya pada jenjang sekolah menengah umum, sekolah lanjutan tingkat pertama, seko1ah dasar, tetapi juga pendidikan prasekolah (taman kanak – kanak).
Dampak negatif dan keengganan para guru memasukkan permainan dalam
pembelajaran di kelas mi akan sangat terasa terutama di SD kelas – kelas awal. Anak-anak pada usia 6-8 tersebut masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Mereka akan merasa jenuh belajar di kelas, apabila mereka dijauhkan dan dunianya, yaitu bermain. Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah mereka tidak untuk berpikir kritis dan konstruktif karena dalam kegiatan pembelajaran di kelas mereka hanya dijejali dengan materi melalui cerarnah guru dan mengerjaka latihan dalam buku keria.
Untuk mendorong guru mengintegrasikan permainan dalam kegiatan membaca dan menulis permulaan. berikut dipaparkan penihal konsep permainan. teori permainan. manfaat permainan. dan contoh pengintegrasian dalam pengajaran membaca dan menulis.
Teori Permainan
Permainan dipandang sebagai suatu aktivitas yang memiliki karakteristik: aktivitas dilaksanakan atas dasar motivasi intrinsik, si pelaku bebas menentukan pilihan, berorientasi pada proses bukan pada hasil, bersifat nonliteral dan menyenangkan (Johnson, Christie & Yawkey, 1987).
Ada beherapa teori yang mengungkapkan pentingnya permainan bagi anak-anak, Berikut dikernukakan dua teori permainan: teori konstruktif dan teori psikodinamik.
Teori Konstruktif
Teori konstruktif yang dimotori oleh Piaget (1962) dan Vygotsky (1978). Piaget yakin bahwa perkembangan intelek manusia melibatkan dua proses yang saling berkaitan, yaitu proses asimilasi dan akomodasi. Kedua proses tersebut, secara bersama-sama membentuk suatu keseimbangan, yang mencerminkan keadaan individu dalam suatu waktu tertentu. Dalam proses asimilasi, seseorang secara terus-menerus mengabstraksikan informasi dan dunia luar (informasi baru) dan individu tersebut akan menyelaraskan informasi tersebut dengan informasi yang telah dimilikinya. Seseorang juga bisa mengakomodasikan pengetahuan baru dengan melakukan modifikasi apabila informasi yang dimilikinya tidak selaras dengan informasi barn yang diterimanya.
Dampak dan adanya kedua proses tersebut adalah terciptanya suatu keseimbangan. Menurut Piaget. permainan adalah suatu cara untuk memanipulasi dunia luar guna diselaraskan dengan skemata yang telah dimiliki oleh seseorang. Dengan cara demikian, permainan berperan sebagai alat untuk memanipulasi dunia luar guna merangsang terciptanya proses asimilasi dan akomodasi. Dengan adanya proses asimilasi dan akomodasi tersebut berarti inielektual seseorang sedang bertumbuh dan berkembang.
Vygotsky yang juga seorang pengembang teori konstruktif luga mengulas tentang tujuan permainan bagi anak—anak. Menurut Vvgotsky, struktur mental :anak-anak terbentuk melalui pemakaian alat—alat dan tanda. Anak—anak dapat menggunakan suatu objek untuk menggantikan objek yang sesungguhnya. Sebagai contoh, pisang diidentikkan dengan pesawat telepon, bantalan kursi tamu dianggap sebagai komputer, dan pensil diidentikkan sebagai jarum suntik.
Dalam aktivitas permainan, khususnya permainan simbolik, makna dibebaskan dari keterkaitan antara hubungan obek-objek dan aktivitas, sehingga anak-anak dapat dengan leluasa mengadakan proses berpikir yang lebih tinggi, yakni berpikir abstrak. Permainan, menurut Vygotsky, merupakan kreasi situasi imaginatit menjembatani anak dengan dunia luar (masyarakat).
Melalui permainan, anak dapat belajar mengatasi/memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dengan demikian permainan. khususnya permainan simbolik, memiliki peranan penting dalam pemerolehan bahasa anak-anak dan wahana bagi anak untuk belajar mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemuinya.
Teori Psikodinamik
Teori psikodinamik dimotori oleh Freud dan Erikson dalam Spodek dan saracho (1994). Freud berpendapat bahwa permainan adalah aktivitas katarsis yang dapat mengarahkan anak menguasai situasi-situasi sulit. situasi atau pengalaman yang tidak rnenyenangkan dengan cara melepaskan perasaan yang tidak menyenangkan tersebut dalam permainan. Teori psikodinamik mutakhir memandang permainan sebagai sarana psikoterapi untuk anak-anak yang tidak mampu mengungkapkan perasaan atau mendeskripsikan pengalaman mereka rnelalui kata - kata. Para psikoterapis menggunakan alat permainan untuk membantu anak mendramatisasikan perasaan atau pengalaman mereka. Permainan merupakan sar. bagi anak untuk menguasai keterampilan fisik dan sosial untuk rnembangun - kepercayaan diri.
Manfaat Permainan
Permainan dapat menciptakan lingkungan belajar yang alamiah. Manfaat permainan dalam kegiatan belajar dapat diamati dan segi kognisi, social, emosi, dan fisik anak.
Perkembangan Kognisi
Beberapa basil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara permainan dengan perkembangan kognisi (Stone, 1995). Permainan simbolik. Misalnya diyakini secara signifikan dapat mengembangkan kognisi siswa. Piaget Vygotsky menyatakan bahwa ada hubungan antara permainan simbolik. dengan perkembangan sosial dan konisi anak Dalam permainan simbolik, anak - anak rnenggunakan bahasa dan gestur untuk menstransformasikan identitas objek, aktivitas, atau orang. Misalnya, seorang anak menggunakan pensil yang diidentikkan sebagai sendok garpu untuk melaksanakan kegiatan makan siang. Seorang anak sambil membawa pedang, berdiri tegak dan gagah sambil berkata “Akulah Si Baja Hitam, pembela kebenaran”. Pentransformasian objek dan pengidentifikasian peran dalam permainan simbolik ini merupakan satu tahapan perkembangan mental. Pengidentifikasian objek dengan sesuatu yang lain rnelibatkan proses berpikir abstrak yang akan membantu perkembangan mental anak.
Permainan juga mendorong anak untuk berpikir secara divergen, karena me1a1ui permainan anak akan mencoha memecahkan berhagai masalah dan menemukan so1usi dan permasalahan yang dihadapi dalam permainan. Sebagai contoh da1an permainan menyusun balok untuk mernbuat rumah. seorang anak akan mencoha berbagai cara agar balok-balok yang disusunnya tidak mudah jatuh.
Tiap - tiap permasalahan yang dihadapi anak dalam permainan akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berpikir secara divergen dan menemukan berbagai solusi.
Permainan juga merupakan wahana bagi anak—anak untuk. berekspresi kreatif. Anak-anak akan menciptakan peran, menyusun alur cerita, dan mengekpresikan peran yang dimainkan dalam permainan dramatisasi. Dalam dramatisasi ini juga anak-anak akan mengekspresikan peran yang dimainkan sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing secara kreatif.
permainan Juga membantu anak memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi. Dalam bermain dengan sesania teman, apalagi bila jumlah kelompok bermain tersebut banyak, pasti akan selalu tenjadi perselisihan sesama mereka. Melalui permainan kita dapat menciptakan lingkungan alamiah bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan dalam rnemecahkan berbagai persoalan. Melalui permainan, anak-anak akan mengembangkan berbagai konsep yang dimi1ikinya dan akan menguji dan merevisi konsep-konsep yang telah diketahuinya.
Perkembangan Sosial
Permainan merupakan salah satu wahana untuk membantu perkembangan sosial anak-anak (Stone, 1995). Melaiui permainan akan tercipta interaksi, Dan dalam interaksi tersebut, anak-anak akan be1ajar bernegosiasi. Memecahkan konflik, permasalahan. bertenggang rasa. berlatih kesabaran dalam menunggu giliran. berlatih bekerja sama, dan to1ong-menolong.\
Perkembangan Emosi
Permainan merupakan wahana untuk mengekspresikan perasaan/pikiran dan sarana untuk mengatasi kekalutan pikiran/ perasaan anak. Dalam bermain, anak-anak. akan bebas rnengekspresikan perasaan/pikiran mereka karena mereka tidak berada dalam dunia nyata. Dalam permainan. perasaan anak akan dapat dipahami dengan baik dan tercipta konteks yang aman untuk perkembangan emosi mereka. Di samping itu, permainan juga dapat dipakai sebagai alat untuk mengurangi stres atau ketegangan pada anak. Barnet dan Str dalam Stone, 1995) telah membuktikan adanya hubungan antara permainan dengan berkurangnya perasaan cernas. Bagi anak permainan merupakan tempat pelarian yang nyaman. tempat mengontrol dunia mereka pikiran dan perasaan mereka.
Perkembangan Fisik
Permainan merupakan wahana untuk megembangkan fisik anak-anak Melalui permainan, anak-anak. Berkesempatan untuk menguji sistem keseimbangan tubuhnya dalam permainan akrobatik, menguji kecepatan gerak, kelincahan, dan ketangkasaan mereka, saat mereka berlari. melompat. melempar, atau permainan-permainan yang lain. Di samping itu. melalui permainan seluruh pancaindera anak akan turut tumbuh dan berkembang.