Air

Di zaman seperti ini, air yang baik tidak mudah ditemukan lagi akibat dari pembabakan hutan, pemakaian peptisida yang melebihi dosis juga pembuangan dari pabrik termasuk limbah dan asapnya yang semuanya itu berpengaruh pada sumber air.

Walaupun air yang berasal dari alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini tercemar oleh bakteri Escherichia Coli atau zat-zat berbahaya. Meski dapat dibunuh dengan memasak air hingga 1000 C tetapi banyak zat berbahaya logam tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidih air. Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya saja air minum isi ulang, meskipun secara kasat mata tampak jernih tetapi belum tenti memenuhi syarat. (Sumber :www.Healty Life.Com)
Air minum isi ulang yang sekarang ini banyak dijual haruslah melewati prosedur sesuai dengan peraturannya sehingga air tersebut layak untuk dikonsumsi dan untuk menjamin kualitas dan keamanannya karena pesyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi dan fisik.
Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum ialah tidak berasa, tidak berbau, (E. coli) (Sumber : KEPMENKES No.907/MENKES/SK/VII/2002).
Escherichia coli merupakan sel gram negatif berbentuk batang dan termasuk spesies dominan yang ditemukan ditinja manusia.
Air minum isi ulang yang kurang memperhatikan kebersihan dan kualitasnya kemungkinan mengandung E.coli.
Bakteri E.coli salah satu bekteri penyebab berbagai penyakit yang salah satunya cholera, typus dan diare. Oleh karena itu standar air minum mensyaratkan E.coli harus absen dalam 100 ml. (Sumber : Ratih Dewanti-Hariyadi, PHD).
Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada bulan Agustus 1982, sempat mengejutkan dunia dengan berita mengenai terjadinya keracunan makanan yang menimpa 47 orang di negara paman sam yaitu diwilayah Oregon dan Michigan. Berdasarkan hasil penelitian ceter for disease control and prevention (CDC) setempat ke-47 orang tersebut menderita sakit pada saluran pncernaannya akibat mengkonsumsi hamburger yang dibuat oleh sebuah restoran cepat saji. Setelah diselidiki ternyata restora ini dalam pengolahannya hamburger yang dilakukan dibawah temperatur 600 C (Sumber : Laksmi P. 1996).
Diindonesia pada daerah Jakarta, penyakit diare yang disebabkan bakteri ini telah mencapai 1.869 orang dari data Januari 2009. jumlah ini lebih sedikit dibandingkan data tahun lalu pada bulan yang sama yaitu 2.800 orang penderita.
(Sumber : www. KORAN TEMPO.Com).

Selamat Datang Di ZONA TEKNIK.. ! Semoga Web ini Dapat Bermanfaat.. ZONA TEKNIK ..Bersama Memberikan Kemudahan.. Terima Kasih Atas Kunjungannya... Salam Sukses...