Kelapa Sawit (Elaeis guinensis), di yakini berasal dari Afrika Barat, yang pada awalnya dibiarkan tumbuh liar di hutan-hutan. Di Indonesia, mulanya kelapa sawit sekedar berperan sebagai tanaman hias langka di Kebun Raya Bogor, dan penghias jalanan dan pekarangan. Hingga pada tahun 1911, barulah kelapa sawit di budidayakan secara komersial. (Penebar Swadaya, 1997).
Dalam proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah dihasilkan sisa produksi berupa limbah padat dan cair.
a. Limbah Padat
Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong sawit, dimana komponen terbesarnya adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. (Yanfauzi, et al, 2002). Tandan kosong sawit sangat bermanfaat untuk meningkatkan bahan organik tanah misalnya memperbaiki sifat fisik dan sifat fisik kimia tanah ( Witjaksana et al, 2000)
b. Limbah Cair.
Limbah cair memiliki kadar bahan organik tanah tinggi yang berasal dari kondensat dan stasiun klarifikasi dan air cucian pabrik, juga mengandung suspensi dan minyak dengan kadar yang tinggi, bila masuk ke perairan umum akan mengendap, terurai secara perlahan, mengkonsumsi oksigen yang ada di dalam air dan mengeluarkan bau yang tidak enak . ( Darnoko, et al, 2003)